Menghancurkan suatu negara tentunya disebabkan oleh alasan-alasan tertentu, diantaranya : (1) Adanya rasa dendam dan ingin membalaskan dendam; (2) Ingin menguasai wilayah negara tersebut; (3) Agar dapat menguasai dan menguras SDA di negara tersebut; (4) Menjadikan rakyat negara tersebut sebagai budak atau tenaga kerja murah; dan lain sebagainya.
Ada sebuah kisah yang terjadi pada suatu kerajaan, sebut saja kerajaan X. Kerajaan X adalah kerajaan yang begitu makmur, sumber daya alamnya berlimpah, dan pertahanannya sangat kuat.
Pada suatu ketika kerajaan X sedang berhadapan dengan kerajaan Y. Kerajaan Y ingin menyerang kerajaan X kemudian menguasainya. Menghadapi perang bukanlah hal yang sulit bagi kerajaan X karena pertahanannya sangat kuat. Mereka berhasil membangun sebuah tembok besar untuk menghalangi pasukan kerajaan Y yang akan datang menyerang. Tetapi mereka membuat satu pintu masuk di tembok tersebut dan dijaga sangat ketat oleh pasukan kerajaan X
Pasukan kerajaan Y sadar bahwa kekuatan mereka tidak sehebat pasukan musuh, maka mereka sedikit gentar untuk menyerang pasukan penjaga di pintu tersebut. Mereka memikirkan cara agar bisa masuk dengan cara licik. Setelah beberapa waktu, akhirnya mereka mendapat sebuah ide, yaitu dengan menawari pasukan penjaga pintu dengan harta yang berlimpah jika mengizinkan mereka masuk.
Pasukan kerajaan Y akhirnya megirim seorang saja untuk menghampiri pasukan penjaga pintu agar mereka tidak refleks menyerang. Utusan pasukan kerajaan Y menawari mereka harta yang berlimpah dengan syarat mereka mengizinkan pasukan kerajaan Y masuk dan tidak memberitakan hal ini kepada pasukan kerajaan X yang ada di wilayah kerajaan. Ternyata dengan mudahnya pasukan penjaga pintu itu mengiyakan tawaran tersebut.
Akhirnya pasukan kerajaan Y menyelinap masuk ke kerajaan X tanpa ada seorang pun yang tahu. Mereka melakukan serangan secara tiba-tiba sehingga pasukan kerajaan X yang berada di dalam tidak sempat melawan. Lalu pada akhirnya runtuhlah kedaulatan kerajaan X ke tangan kerajaan Y. Tembok raksasa yang dibangun itu pun sia-sia, kekuatan pasukan yang sudah sejak lama dibanggakan pun berakhir sia-sia.
BAGAIMANA CARA MENGHANCURKAN SUATU NEGARA?
Menghancurkan negara tidak perlu menggunakan senjata-senjata canggih. Ada cara-cara halus untuk menghancurkan suatu negara.
1. Tanamkan pemikiran bahwa "meningkatkan karier lebih utama daripada mendidik anak-anak" kepada para orang tua di negara tersebut
Cara ini adalah cara yang paling mendasar dan menjadi yang utama dalam rangka menghancurkan suatu negara. Hal itu karena anak-anak adalah "harta karun" negara yang akan menjadi penerus dan pembangun negara tersebut kepada kemajuan. Erat kaitannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan anak-anak dimulai di rumah/keluarga mereka dengan orang tua mereka sebagai guru. Orang tua seharusnya membimbing anak agar anak tersebut tahu mana yang benar dan yang salah.
Tidak semua anak akan berubah akhlaknya walaupun sudah dididik di sekolah selama 12 tahun. Oleh karena itu, seharusnya anak sudah dibiasakan berakhlak baik sejak dia masih sangat kecil, tentunya dimulai dari keluarganya. Coba bayangkan jika rata-rata anak di negara tersebut tidak memiliki perilaku yang baik. Mereka cuma bisa menyusahkan negara dan tidak bisa meneruskan negara tersebut menjadi lebih maju, maka dari situlah kehancuran suatu negara.
2. Rusak sistem pendidikan negara tersebut
Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan formal di sekolah. Dengan rusaknya sistem pendidikan negara itu, maka mulai tampaklah benih-benih penghancur negara yang berasal dari rakyatnya sendiri. Pendidikan itu bukan hanya masalah ilmu pengetahuan, tetapi lebih mengutamakan pembentukan sikap dan karakter.
Hal ini sama seperti kisah yang sudah diceritakan di atas. Tidak ada gunanya suatu negara memiliki teknologi canggih sekalipun untuk menghancurkan musuh, dan tidak ada gunanya suatu negara memiliki jutaan ilmuwan tetapi sikap dan karakter mereka tidak baik. Bisa saja mereka memiliki ilmu yang sangat tinggi untuk meningkatkan perekonomian, tapi ternyata mereka hanya memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan nasib orang yang kesusahan, atau mereka ada yang melakukan korupsi dan lain semacamnya yang dapat mengancam kemakmuran negara.
3. Tanamkan jiwa "pecundang" ke dalam diri rakyat negara tersebut
Dengan adanya jiwa pecundang, maka rakyat negara tersebut akan merasa negara mereka bukanlah apa-apa dibandingkan negara lain. Mereka berpikir bahwa negara lain jauh lebih baik. Ini membuat mereka selalu mengagung-agungkan negara lain daripada negara sendiri. Sehingga mereka tidak mencintai negara sendiri, tidak mau membeli produk dalam negeri. Mereka juga akan mengalah jika berurusan dengan negara lain dan akhirnya jika pun ada penindasan mereka tidak berani menentang.
4. Hilangkan ingatan mereka akan asal-usul/sejarah mereka
Dengan mereka melupakan sejarah negara mereka, maka otomatis mereka akan lupa jati diri. Mereka juga akan lupa akan pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari perjuangan pahlawan mereka dahulu demi mendirikan negara berdaulat. Jika sudah seperti ini, negara mereka bisa dihancurkan, lalu kembali dijajah.
5. Adu domba antarkelompok dalam negara mereka
Hal ini sama seperti Belanda yang menjajah Indonesia dulu, yaitu politik devide et impera (pecah belah dan kuasai). Belanda menggunakan cara ini untuk menghancurkan kedaulatan kerajaan-kerajaan di Nusantara agar bisa dengan mudah dijajah. Dengan adanya rasa saling membenci antarkelompok dalam negara tersebut maka mereka akan terpecah-pecah, bahkan bisa terjadi perang saudara. Jika di antara negara tersebut terjadi suatu perpecahan karena konflik antarkelompok, maka dengan mudah negara mereka bisa disusupi, dipengaruhi, lalu dihancurkan. Itu karena sudah tidak ada lagi persatuan dan kekompakan antarsesama mereka.
6. Masukkan paham-paham yang tidak baik bagi negaranya
Dengan meracuni pikiran mereka, maka akan terjadi kekacauan dalam negara tersebut. Terjadilah peperangan, pembunuhan, dan lain sebagainya
7. Buatkan suatu produk yang menjadi "candu" bagi mereka
Jika ada suatu produk yang menjadi candu bagi rakyat negara itu, maka mereka akan lalai dalam persiapan membangun negaranya. Contoh mudahnya adalah ponsel pintar. Ponsel pintar jika digunakan dengan bijak tentu dapat bermanfaat bagi negara tersebut. Namun, jika ponsel pintar sudah menjadi pusat perhatian rakyatnya (seperti kecanduan bermain), maka mereka akan lalai dalam mengembangkan potensi negara negara mereka. Adapun contoh lainnya adalah narkoba dan barang-barang ilegal lainnya.
BAGAIMANA DENGAN KITA INDONESIA?
Sekarang mari kita lihat kondisi negara kita saat ini. Apakah negara kita dalam keadaan aman-aman saja? Atau malah dalam keadaan bahaya? Sudah sepatutnya kita menjaga negara kita ini agar tidak dihancurkan dan pengalaman pahit dijajah seperti masa dulu itu tidak terulang lagi.